Launching Perdana dan Bedah Buku (Mubes II) ASSCHOL di Pondok Pesantren Syaichona

Bangkalan, Minggu 24/09/2022 pada serangkaian acara Musyawarah Besar (Mubes) II Alumni dan Simpatisan Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil (Aschal) menggelar Launching Perdana dan Buku. Acara tersebut bertempat di Halaman Kampus STAI SYAICHONA MOH. CHOLIL dan di mulai dari pukul 13.00 – Selesai.

Pembukaan acara dimulai dengan pembacaan surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan seminar nasional bersama tokoh publik yakni Islah Bahrawi, kemudian di lanjutkan dengan acara launching buku RKH. Fakhrillah Aschal Keteladanan dan Perjuangan.

Dalam memaparkan materi tersebut ada kisah yang harus kita ketahui bersama “Untuk menganggap diri nya adalah utusan-utusan tuhan dalam kepentingan politik itu tidak pernah di dengar karena merusak agama, tapi hal ini di sebab kan oleh transaksi transaksi politik yang pada akhirnya memecah belah umat islam, seperti pembunuhan sahab bin ubadah ini adalah pembunuhan pertama didalam negeri madinah karena adanya politik pertama pasca Nabi Muhammad SAW wafat pembunuhan ini terjadi karena tidak mau mengakui kepemimpinan Abu Bakar Sahab bin Ubadah ini yang membunuh adalah orang Islam. Didalam kitab Tarikh di sebutkan bahwa pembunuhan ini terjadi karena konspirasi antara umat Islam untuk membunuh sesama org Islam. Dan Sayyidina Umar juga di bunuh oleh orang Islam yaitu orang majusi akan tetapi Imam Suyuti menulis bahwa pembunuhan ini terjadi karena di sebabkan adanya konspirasi antara umat islam, orang islam membunuh orang islam menggunakan tangan orang kafir. Dan juga Sayyidina Usman juga di bunuh oleh sesama orang islam dan pembunuhnya Muhammad bin Abu Bakar putranya Sayyid Abu Bakar. Orang islam membunuh sesama islam karena adanya politik karena orang orang mengadu domba sesama umat islam supaya hubungan islam tidak lagi terjaga, selanjutnya pembunuhan Sayyidina Ali oleh Abdurrahman bin Hujjah beliau membunuh Sayyidina Ali ketika Sayyidina Ali solat subuh di masjid pada saat beliau bertakbir kemudian beliau langsung di penggal lehernya. Muhammad As’at mengatakan bahwa orang orang non muslim dengan akhlak yang baik dan berjuang serta gugur di jalan Allah kemungkinan besar bisa masuk surga, perangnya Nabi yaitu perang badar, Perang Handdak, dan Perang Uhud ini bukan perang untuk agama akan tetapi juga perang membela tanah air” Paparnya.

“Buku ini sebenarnya tidak lebih penting dari apa yg sudah kita simpulkan tentang beliau atau apa yang bisa kita ambil hikmah dari segala ketauladanan beliau,” ungkap Ra Nasih dalam mengawali pembicaraannya sebagai Narasumber dan sekaligus sebagai penulis.

Buku Rkh. Fakhrillah Asschal Perjuangan dan Keteladan

Beliau juga memaparkan bahwa penulis Buku Biografi RKH. Fakhrillah Aschal; Perjuangan dan Keteladanan masih jauh dari kata sempurna, apalagi dalam menulis biografi tokoh sekelas RKH. Fakhrillah Aschal yang dicintai oleh sejuta umat, terutama di Kabupaten Bangkalan.

“Buku ini saya katakan belum sempurna atau saya katakan jauh dari kata sempurna”, imbuhnya.

Ra Nasih Aschal menceritakan tentang buku sejarah RKH. Fakhrillah Aschal “buku ini ditulis lebih kepada perasaan bersalah kepada beliau yang telah dengan tulus ikhlas mengabdikan hidupnya untuk kita semua, buku ini lebih kepada penyesalan saya berani mengatakan bahwa kesungguhan orang tua dalam mendidik anaknya, ketelatenan orang tua dalam mengarah kan anaknya. RKH. Fakhrillah Aschal ini menimba ilmu sejak TK kemudian SD setelah lulus SD beliau mondok di pesantren Sidogiri selama kurang lebih 7 tahun, RKH. Fakhri berada di lingkungan pesantren sejak kecil di kenalkan konsep tabarruk, bahkan semasa kecil beliau ketika lulus Sekolah Dasar di perintah untuk mondok ke sidogiri karena zaman berbakti kepada orang tua juga di sertai dengan doktrin bahwa mencari ilmu itu harus mendapatkan barokah yang di tanamkan oleh orang tua bahwa mencari ilmu itu supaya mendapatkan barokah. Beliau berangkat ke pondok dengan doktrin yang kuat ini, beliau berada di pondok pesantren bukan hanya ngaji atau sekolah, di luar itu KH. Fakhri selalu mencari peluang di mana beliau kira-kira mendapatkan barokah sehingga di kenal mazhur bahwa KH. Fakhri semasa di pondok itu juga “NGABULEH(madura red) ini doktrin sedemikian rupa merupakan pintu masuk supaya bisa mendapatkan barokah sehingga KH. Fakhri dalam rangka ngabuleh tanpa harus disuruh.” Tutupnya

Penulis : Lamyak

Tinggalkan komentar